The anatersia
Chapter 2
(dragon eyes tournament)
Put your hands up!!" Ujar samar kepala The Guardian of Halfter. Nix dan liu tertangkap lagi setelah mereka bersusah payah keluar dari The Earth III. Nix mendengus pelan. Rambut Silver panjangnya kotor menutupi wajahnya. Begitu juga kulit dan pakaiannya. Terkena angus hitam bekas asap helicar yang terbakar. Liu pun begitu. Rambut blonde spikeynya kotor berantakan.
"O-ow...!!" Tukas Liu seraya meletakkan kedua tangannya dibelakang kepala dan perlahan berdiri.
Para The Guardian of Halfter mendekat perlahan dengan senjata laser yang ditodongkan kearah Liu dan Nix. "Urm.. nix, apa yang harus kita lakukan?" Liu berbicara dari bibir sampingnya.
"Siapa kalian?!?!" Master Ezra mendekat masih memegang senjata lasernya. Berjaga-jaga siapa tahu dua orang asing ini adalah mata-mata Tucker.
"ummh.. Kami.. Yeah aku Liu, dan itu Nix." Liu mengerling sementara Nix yang hanya diam memberikan tatapan dingin.
Master Ezra mendekat."Liu dan Nix?" ujarnya sambil menekan tombol yang ada di pergelangan tangan nya.
"Yeah. Benar sekali. Liu dan Nix." Ujar Liu sekali lagi. Napasnya memburu. Terengah-engah, sedangkan Nix memasang wajah tenang.
Hening beberapa saat. Baik master Ezra maupun Nix dan Liu saling pandang teliti, cermat dan sangat hati-hati.
Pagi datang begitu cepat, sehingga tubuh Liu kembali memucat Dan harus berlindung dari sengatan sinar matahari.
"Kami The Half, Master." Akhirnya Nix berbicara. Ini membuat Liu menarik napas lega seraya bergumam “syukurlah”.
"The Halfter? Kalau begitu tunjukan kemampuan kalian!!" Letnan Ezra menantang Nix. Nix dan Liu terlonjak. Mereka tidak memikirkan soal kekuatan yang mereka punya. Yang mereka tahu hanyalah pedang itu. Dua pedang pemberian mendiang ayahnya. Selebihnya, mereka tidak mengetahui jika mereka mempunyai kekuatan.
"Errrr... Kekuatan? Kekuatan... Urmhh... Yeah.. Kekuatan itu..." Liu berkonsentrasi supaya kekuatannya muncul tiba-tiba.
"Siapa ayahmu?!! Atau setidaknya The Halfter punya marga!!!" Ujar Master Ezra lebih garang dari sebelumnya.
Liu Dan Nix hanya terdiam. Yang mereka tahu ayahnya yang seorang anatersian menikah dengan ibunya yg merupakan non-anatersian. Mereka pun tidak tahu seluk belum ayahnya. Karena mereka ditinggalkan oleh ayahnya saat mereka masih bayi. Dan Ibu mereka tidak sempat menceritakan semua kisah mereka.
"Sanders. Sanders marga kami." Nix berkata lantang. Liu tersenyum miring. Master Ezra membuka kaca pelindung helmnya.
"TIDAK ADA MARGA SANDERS DI KETURUNAN THE HALFTER, IDIOT!!! Jangan berbohong kepadaku!!!! Kalian bukan The Halfter!!!!!! Kalian manusia mata-mata ciptaan Tucker!!!!!!!! Bawa mereka ke penjara pusat bawah tanah kota. Serahkan mereka kepada rakyat yang menderita karena si Tucker!!!!!" Ezra berteriak memerintah. Dengan cepat para Guardian membekuk mereka.
"Dasar bodoh... Seharusnya kau sebut marga kita Abigail." Liu merutuk Nix yang terdiam. Dan akhirnya mereka dibawa ke penjara pusat bawah tanah.
Setelah lama berjalan dalam lorong lorong terang dengan dinting dinding yang dicat serba putih. Mereka sampai di pintu penjara bawah tanah. Tempatnya sangat gelap dan sangat kurang pencahayaannya. Hanya kulit Nix yang paling mencolok, Redup samar.
Mereka yang tertangkap diperiksa lagi satu per satu. Ini berguna jika mereka menemukan bangsa anatersian dan halfanatersian yang amnesia atau senasib dengan Nix dan Liu. Liu dan Nix pun tak luput dari pendeteksian itu. Mereka di deteksi satu persatu. Baik Liu Dan Nix sama-sama menunjukan halfanatersian pada lampu indicator alat pendeteksi tersebut.
"Who hooo... Sudah kubilang kami The Halter. Kau!! Dasar master kampungan... Kau tidak berhak menangkap kami. Kami masih bangsa kalian." Liu berteriak tepat beberapa centi didepan wajah Master Ezra yang sedang bingung memeriksa catatan di sebuah tablet tembus pandang. Karena memang tidak ditemukan marga Sanders di bangsa Halfter.
"Errr.. Baiklah kalau begitu. Kalian ikut aku ada yang ingin aku tawarkan kepada kalian. Ujarnya sambil berjalan keluar memasuki sebuah lift berbentuk tabung kaca.
Sesampainya di lantai 26. Mereka digiring ke sebuah ruangan bergaya abad pertengahan. Ikatan mereka dilepaskan dan mereka dipersilahkan untuk duduk. Disana seorang pria bermahkotakan emas berbentuk trisula duduk di sebuah kursi besar. Wajahnya tampak bagaikan pria berusia 25 tahun. Alis tebal dengan mata yang tajam. Suaranya berat sangat berwibawa. silahkan duduk anak anak.
Tanpa membuang waktu ia membuka pembicaraan. “Kalian akan dilatih disini bagaimana cara menemukan kekuatan kalian dan mengendalikannya. Proffesor Ighor yang akan memandu kalian kesana." Malik del Rei dengan tanpa basa basi menawarkan mereka berdua untuk sebuah kesempatan menjadi seorang guardian. Mereka hanya menganggukkan kepala. Kemudian Master Ezra dan profesor ighor pun membawa mereka kesana.
Disepanjang perjalanan, Professor Ighor menceritakan tentang turnamen The Dragon eyes. Turnamen yang diadakan setiap 5 tahun dengan 4 perwakilan dari masing-masing daerah teritoriti. Pada tahun ini, The Earth III yang menjadi tuan rumahnya. Para rakyat The Earth III terkenal dengan kecurangan dan kelicikkannya sehingga masing-masing para candidat harus berlatih keras. The Dragon Eyes sendiri merupakan piala berbentuk cawan kristal dengan ukiran naga dimana mata sang naga akan menyala hanya saat piala tersebut disentuh oleh garis keturunan sang Abraham, the legend of anaterian . Dan disinilah Nix dan Liu dipilih karena potensi kekuatan mereka yang besar.
Hari demi hari, Nix dan Liu dilatih. Mulai dari ringan, hingga tingkat kesulitan yang tinggi. Mereka kemudian berkenalan dengan si kembar Zenny dan Millo Blue. Zenny memiliki kekuatan untuk berteleportasi dan Millo mampu membaca fikiran seseorang. Namun kekuatan mereka hanya akan berfungsi apabila bereka tetap dalam jarak tertentu, jika melewati jarak tersebut kekuatan mereka tidak akan berfungsi.
Disini Liu dan Nix mulai mahir bertarung tanpa menggunakan senjata nya dan setelah hampir sebulan berlatih mereka pun menuju level yang baru dimana mereka berlatih menggunakan energy mereka. Black and snow sword pun diberikan kepada mereka setelah diperbaiki fungsinya oleh prof Ighor.
Dan secara mengejutkan pedang itu bereaksi terhadap energy nix dan liu. Nix berhasil membangkitkan kekuatan nya di level 2 dimana black sword melebur menjadi sebuah sayap api yang berkobar di lengan kiri dan kanan Nix. Api itu terasa dingin ditangan nix namun begitu menyentuh benda lain api tersebut akan berubah hitam dan meleburkan dengan cepat apapun yang disentuhnya. Sementara saat liu menaikkan kekuatan nya pada level 2 pedang nya mengeluarkan sejumlah air yang berwujud ular berwarna biru berjumlah 9 ekor ular yg terbuat dari air tersebut. Ular terserbut adalah sarana menyerang maupun pertahanan yang dimiliki liu.
Karena kekuatan mereka, mereka terpilih untuk mewakili turnamen The Grey Eyes. Turnamen ini akan tetap berlangsung walaupun The Earth III dan The Halfter tengah bergejolak dan terang- terangan menyatakan perang. Selain mereka berdua ada 6 orang lain yang sudah terlebih dahulu berada dalam karantina.
Akhirnya, waktu yang ditunggu² datang. Tournament The Dragon Eyes diselenggarakan tepat setelah 3 hari setelah purnama pertama terlihat. Masing-masing Bagian Territorial pengirim orang - orang hebat Mereka.
Mereka yang mewakili the halfanatersian adalah Liu, Nix, Victoria, Dan Doodler pada team pertama. Sedangkan untuk team kedua adalah Xander, Trent, Dimitriv Dan Grey.
Kaum the Earth III juga pengirim orang hebat Mereka. Diantaranya Connor, Stevan, Sean, dan Grace untuk team pertama serta Brigitte, Shane, Glady Dan Zac untuk team ke 2.
Dan kaum darah murni juga dengan sangat senang hati ikut berpartisipasi dalam turnamen tersebut, Razhuly, Rubby, Angel dan Timotty dalam tim pertama dan Timmy, Louis, Zac, Hazza dalam tim ke dua.
The Dragon Eyes Tournament dimulai, sang wasit menjelaskan tentang peraturan babak pertama yang harus mereka patuhi. Babak pertama ini dijuluki The Confusing Maze. Mereka akan memasuki labirin raksaksa. Mereka akan bersembunyi, menyerang, Dan menjatuhkan team lawan untuk dapat masuk ke pusat labirin. Didalam labirin telah dipasang berbagai màcam jebakan. Mereka harus menjatuhkan lawan² Mereka. Yang tersisa akan me lanjutkan babak selanjutnya
Para kontestan bersiap-siap menghadapi babak pertama ini. Beraneka ragam ekspresi yang Mereka buat. Antara takut, cemas, khawatir, pesimis, bahkan salah satu kontestan dari Anatersian mondar mandir tidak tenang Dan menggigit bibir bawahnya.
Nix Dan Liu hanya memperhatikan dia. Mereka duduk berdampingan seraya menyilangkan kaki Mereka (arah silangan kaki Mereka pun sama)
"Kau tidak takut, brotha?" Ujar Liu seraya memperhatikan gadis tersebut. Nix hanya menggelengkan kepala dan terus memperhatikan gadis tersebut yang menunjukkan wajah gelisah walaupun tetap terlihat anggun. Yeah, The Anatersian memang terlihat sempurna. Dan tentu saja Nix adalah pribadi yang sangat pendiam dia tidak menjawab melalui suara. Melainkan melalui bahasa tubuh.
"Well.. Jujur, aku tidak takut. Takut tidak akan bisa mengalahkanku, Nix." Liu tersenyum bangga. Senyumnya membentuk bulan sabit terlentang. Nix hanya mengerling dari sudut matanya seraya berkata dengan dingin bisakah kau diam!
Semua kontestan dari Halfanatersian mau pun Anatersian khawatir. Mereka berbisik gelisah. Sesekali tersenyum hanya senyum² pahit yang merekah. Pemandangan ini berbanding terbaik dengan kontestan The Earth III. Mereka tampak tenang seolah olah tidak akan terjadi sesuatu. Mereka memperhatikan lawan Mereka Satu per satu seraya melempar pandangan mengejek.
Chapter 2
(dragon eyes tournament)
Put your hands up!!" Ujar samar kepala The Guardian of Halfter. Nix dan liu tertangkap lagi setelah mereka bersusah payah keluar dari The Earth III. Nix mendengus pelan. Rambut Silver panjangnya kotor menutupi wajahnya. Begitu juga kulit dan pakaiannya. Terkena angus hitam bekas asap helicar yang terbakar. Liu pun begitu. Rambut blonde spikeynya kotor berantakan.
"O-ow...!!" Tukas Liu seraya meletakkan kedua tangannya dibelakang kepala dan perlahan berdiri.
Para The Guardian of Halfter mendekat perlahan dengan senjata laser yang ditodongkan kearah Liu dan Nix. "Urm.. nix, apa yang harus kita lakukan?" Liu berbicara dari bibir sampingnya.
"Siapa kalian?!?!" Master Ezra mendekat masih memegang senjata lasernya. Berjaga-jaga siapa tahu dua orang asing ini adalah mata-mata Tucker.
"ummh.. Kami.. Yeah aku Liu, dan itu Nix." Liu mengerling sementara Nix yang hanya diam memberikan tatapan dingin.
Master Ezra mendekat."Liu dan Nix?" ujarnya sambil menekan tombol yang ada di pergelangan tangan nya.
"Yeah. Benar sekali. Liu dan Nix." Ujar Liu sekali lagi. Napasnya memburu. Terengah-engah, sedangkan Nix memasang wajah tenang.
Hening beberapa saat. Baik master Ezra maupun Nix dan Liu saling pandang teliti, cermat dan sangat hati-hati.
Pagi datang begitu cepat, sehingga tubuh Liu kembali memucat Dan harus berlindung dari sengatan sinar matahari.
"Kami The Half, Master." Akhirnya Nix berbicara. Ini membuat Liu menarik napas lega seraya bergumam “syukurlah”.
"The Halfter? Kalau begitu tunjukan kemampuan kalian!!" Letnan Ezra menantang Nix. Nix dan Liu terlonjak. Mereka tidak memikirkan soal kekuatan yang mereka punya. Yang mereka tahu hanyalah pedang itu. Dua pedang pemberian mendiang ayahnya. Selebihnya, mereka tidak mengetahui jika mereka mempunyai kekuatan.
"Errrr... Kekuatan? Kekuatan... Urmhh... Yeah.. Kekuatan itu..." Liu berkonsentrasi supaya kekuatannya muncul tiba-tiba.
"Siapa ayahmu?!! Atau setidaknya The Halfter punya marga!!!" Ujar Master Ezra lebih garang dari sebelumnya.
Liu Dan Nix hanya terdiam. Yang mereka tahu ayahnya yang seorang anatersian menikah dengan ibunya yg merupakan non-anatersian. Mereka pun tidak tahu seluk belum ayahnya. Karena mereka ditinggalkan oleh ayahnya saat mereka masih bayi. Dan Ibu mereka tidak sempat menceritakan semua kisah mereka.
"Sanders. Sanders marga kami." Nix berkata lantang. Liu tersenyum miring. Master Ezra membuka kaca pelindung helmnya.
"TIDAK ADA MARGA SANDERS DI KETURUNAN THE HALFTER, IDIOT!!! Jangan berbohong kepadaku!!!! Kalian bukan The Halfter!!!!!! Kalian manusia mata-mata ciptaan Tucker!!!!!!!! Bawa mereka ke penjara pusat bawah tanah kota. Serahkan mereka kepada rakyat yang menderita karena si Tucker!!!!!" Ezra berteriak memerintah. Dengan cepat para Guardian membekuk mereka.
"Dasar bodoh... Seharusnya kau sebut marga kita Abigail." Liu merutuk Nix yang terdiam. Dan akhirnya mereka dibawa ke penjara pusat bawah tanah.
Setelah lama berjalan dalam lorong lorong terang dengan dinting dinding yang dicat serba putih. Mereka sampai di pintu penjara bawah tanah. Tempatnya sangat gelap dan sangat kurang pencahayaannya. Hanya kulit Nix yang paling mencolok, Redup samar.
Mereka yang tertangkap diperiksa lagi satu per satu. Ini berguna jika mereka menemukan bangsa anatersian dan halfanatersian yang amnesia atau senasib dengan Nix dan Liu. Liu dan Nix pun tak luput dari pendeteksian itu. Mereka di deteksi satu persatu. Baik Liu Dan Nix sama-sama menunjukan halfanatersian pada lampu indicator alat pendeteksi tersebut.
"Who hooo... Sudah kubilang kami The Halter. Kau!! Dasar master kampungan... Kau tidak berhak menangkap kami. Kami masih bangsa kalian." Liu berteriak tepat beberapa centi didepan wajah Master Ezra yang sedang bingung memeriksa catatan di sebuah tablet tembus pandang. Karena memang tidak ditemukan marga Sanders di bangsa Halfter.
"Errr.. Baiklah kalau begitu. Kalian ikut aku ada yang ingin aku tawarkan kepada kalian. Ujarnya sambil berjalan keluar memasuki sebuah lift berbentuk tabung kaca.
Sesampainya di lantai 26. Mereka digiring ke sebuah ruangan bergaya abad pertengahan. Ikatan mereka dilepaskan dan mereka dipersilahkan untuk duduk. Disana seorang pria bermahkotakan emas berbentuk trisula duduk di sebuah kursi besar. Wajahnya tampak bagaikan pria berusia 25 tahun. Alis tebal dengan mata yang tajam. Suaranya berat sangat berwibawa. silahkan duduk anak anak.
Tanpa membuang waktu ia membuka pembicaraan. “Kalian akan dilatih disini bagaimana cara menemukan kekuatan kalian dan mengendalikannya. Proffesor Ighor yang akan memandu kalian kesana." Malik del Rei dengan tanpa basa basi menawarkan mereka berdua untuk sebuah kesempatan menjadi seorang guardian. Mereka hanya menganggukkan kepala. Kemudian Master Ezra dan profesor ighor pun membawa mereka kesana.
Disepanjang perjalanan, Professor Ighor menceritakan tentang turnamen The Dragon eyes. Turnamen yang diadakan setiap 5 tahun dengan 4 perwakilan dari masing-masing daerah teritoriti. Pada tahun ini, The Earth III yang menjadi tuan rumahnya. Para rakyat The Earth III terkenal dengan kecurangan dan kelicikkannya sehingga masing-masing para candidat harus berlatih keras. The Dragon Eyes sendiri merupakan piala berbentuk cawan kristal dengan ukiran naga dimana mata sang naga akan menyala hanya saat piala tersebut disentuh oleh garis keturunan sang Abraham, the legend of anaterian . Dan disinilah Nix dan Liu dipilih karena potensi kekuatan mereka yang besar.
Hari demi hari, Nix dan Liu dilatih. Mulai dari ringan, hingga tingkat kesulitan yang tinggi. Mereka kemudian berkenalan dengan si kembar Zenny dan Millo Blue. Zenny memiliki kekuatan untuk berteleportasi dan Millo mampu membaca fikiran seseorang. Namun kekuatan mereka hanya akan berfungsi apabila bereka tetap dalam jarak tertentu, jika melewati jarak tersebut kekuatan mereka tidak akan berfungsi.
Disini Liu dan Nix mulai mahir bertarung tanpa menggunakan senjata nya dan setelah hampir sebulan berlatih mereka pun menuju level yang baru dimana mereka berlatih menggunakan energy mereka. Black and snow sword pun diberikan kepada mereka setelah diperbaiki fungsinya oleh prof Ighor.
Dan secara mengejutkan pedang itu bereaksi terhadap energy nix dan liu. Nix berhasil membangkitkan kekuatan nya di level 2 dimana black sword melebur menjadi sebuah sayap api yang berkobar di lengan kiri dan kanan Nix. Api itu terasa dingin ditangan nix namun begitu menyentuh benda lain api tersebut akan berubah hitam dan meleburkan dengan cepat apapun yang disentuhnya. Sementara saat liu menaikkan kekuatan nya pada level 2 pedang nya mengeluarkan sejumlah air yang berwujud ular berwarna biru berjumlah 9 ekor ular yg terbuat dari air tersebut. Ular terserbut adalah sarana menyerang maupun pertahanan yang dimiliki liu.
Karena kekuatan mereka, mereka terpilih untuk mewakili turnamen The Grey Eyes. Turnamen ini akan tetap berlangsung walaupun The Earth III dan The Halfter tengah bergejolak dan terang- terangan menyatakan perang. Selain mereka berdua ada 6 orang lain yang sudah terlebih dahulu berada dalam karantina.
Akhirnya, waktu yang ditunggu² datang. Tournament The Dragon Eyes diselenggarakan tepat setelah 3 hari setelah purnama pertama terlihat. Masing-masing Bagian Territorial pengirim orang - orang hebat Mereka.
Mereka yang mewakili the halfanatersian adalah Liu, Nix, Victoria, Dan Doodler pada team pertama. Sedangkan untuk team kedua adalah Xander, Trent, Dimitriv Dan Grey.
Kaum the Earth III juga pengirim orang hebat Mereka. Diantaranya Connor, Stevan, Sean, dan Grace untuk team pertama serta Brigitte, Shane, Glady Dan Zac untuk team ke 2.
Dan kaum darah murni juga dengan sangat senang hati ikut berpartisipasi dalam turnamen tersebut, Razhuly, Rubby, Angel dan Timotty dalam tim pertama dan Timmy, Louis, Zac, Hazza dalam tim ke dua.
The Dragon Eyes Tournament dimulai, sang wasit menjelaskan tentang peraturan babak pertama yang harus mereka patuhi. Babak pertama ini dijuluki The Confusing Maze. Mereka akan memasuki labirin raksaksa. Mereka akan bersembunyi, menyerang, Dan menjatuhkan team lawan untuk dapat masuk ke pusat labirin. Didalam labirin telah dipasang berbagai màcam jebakan. Mereka harus menjatuhkan lawan² Mereka. Yang tersisa akan me lanjutkan babak selanjutnya
Para kontestan bersiap-siap menghadapi babak pertama ini. Beraneka ragam ekspresi yang Mereka buat. Antara takut, cemas, khawatir, pesimis, bahkan salah satu kontestan dari Anatersian mondar mandir tidak tenang Dan menggigit bibir bawahnya.
Nix Dan Liu hanya memperhatikan dia. Mereka duduk berdampingan seraya menyilangkan kaki Mereka (arah silangan kaki Mereka pun sama)
"Kau tidak takut, brotha?" Ujar Liu seraya memperhatikan gadis tersebut. Nix hanya menggelengkan kepala dan terus memperhatikan gadis tersebut yang menunjukkan wajah gelisah walaupun tetap terlihat anggun. Yeah, The Anatersian memang terlihat sempurna. Dan tentu saja Nix adalah pribadi yang sangat pendiam dia tidak menjawab melalui suara. Melainkan melalui bahasa tubuh.
"Well.. Jujur, aku tidak takut. Takut tidak akan bisa mengalahkanku, Nix." Liu tersenyum bangga. Senyumnya membentuk bulan sabit terlentang. Nix hanya mengerling dari sudut matanya seraya berkata dengan dingin bisakah kau diam!
Semua kontestan dari Halfanatersian mau pun Anatersian khawatir. Mereka berbisik gelisah. Sesekali tersenyum hanya senyum² pahit yang merekah. Pemandangan ini berbanding terbaik dengan kontestan The Earth III. Mereka tampak tenang seolah olah tidak akan terjadi sesuatu. Mereka memperhatikan lawan Mereka Satu per satu seraya melempar pandangan mengejek.